A. Definisi
Kualitas
kehidupan kerja membahas masalah frustasi, kebosanan, marah, dan lain-lain yang
berpengaruh pada biaya individu dan organisasi. Sebenarnya konsep kualitas
kehidupan kerja merupakan sebuah filsafat yang dikembangkan berdasarkan gerakan
demokrasi industri di negara maju. Filsafat ini menyoroti hubungan diantara
manajemen, pekerja dan organisasi. Suatu kondisi atau keadaan karyawan yang berhubungan
dengan organisasi/perusahaan.
Davis
juga mengungkapkan bahwa kualitas kehidupan kerja mengacu kepada keadaan
menyenangkan atau tidak menyenangkan lingkungan pekerjaan bagi karyawan. Tujuan
utama penerapan QWL adalah pengembangan lingkungan kerja yang sangat baik bagi
karyawan dan juga produksi. Fokus utama kualitas kehidupan kerja adalah
lingkungan kerja dan semua pekerjaan di dalammya harus sesuai dengan
orang-orang dan teknologi.
B.
Karakteristik
Kualitas Kehidupan Kerja
Sebuah
lingkungan kerja yang dapat disebut memiliki kualitas kehidupan kerja yang baik
memiliki beberapa karakteristik seperti di bawah ini Wibowo (2009):
a) Pekerja berpeluang mempengaruhi keputusan.
b) Pekerja berpartisipasi dalam pemecahan masalah.
c) Pekerja mendapatkan informasi lengkap tentang
pengembangan dalam organisasi
d) Pekerja mendapatkan umpan balik bersifat konstruktif
e) Pekerja senang menjadi bagian dari tim dan meningkatkan
kolaborasi
f) Pekerja merasa bahwa pekerjaannya bermakna dan menantang
g) Pekerja merasakan adanya keamanan kesempatan kerja
Sedangkan Walton memberikan delapan
kriteria kualitas kehidupan kerja, yaitu:
1)
Kecukupan dan keadilan
kompensasi
2)
Keamanan dan kesehatan
kondisi kerja
3)
Kesempatan menggunakan
dan mengembangkan kemampuan karyawan
4)
Kesempatan di maa depan
untuk melanjutkan pertumbuhan dan keamanan seperti promosi, jenjang akrir, dan
pengembangan pengetahuan
5)
Integrasi sosial dalam
organisasi kerja,
6)
Undang-undang di tempat
kerja,
7)
Lingkup kerja dan
kehidupan total
8)
Relevansi sosial
kehidupan kerja
Tidak jauh berbeda dengan Cascio
(20003), memberikan sembilan indikator kualitas kehidupan kerja, yaitu:
1. Partisipasi karyawan
Yang dimaksud dengan partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional
orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan konstribusi
kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.
2.
Penyelesaian konflik
Menurut Robbins (2003)
bahwa konflik merupakan suatu proses yang bermula ketika satu pihak merasakan
bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi
keperdulian pihak pertama. beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota
organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan konflik adalah (1) keterbukaan, (2)
proses penyampaian keluaran secara formal, dan (3) pertukaran pendapat (Cascio 2003).
3.
Komunikasi
Komunikasi sangat penting perannya dalam hubungan di dalam
organisasi, baik antar rekan kerja atau juga dengan pimpinan. Proses komunikasi
yang baik melibatkan para komunikator, dalam hal ini para bawahan ke atasan
atau sebaliknya.
4.
Kesehatan kerja
Dalam Pasal 86 ayat (1)
huruf (a) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang kesehatan kerja merupakan
salah satu hak pekerja atau buruh untuk itu pengusaha wajib melaksanakan secara
sistematis dan terintergrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Upaya
kesehatan kerja bertujuan untuk melindungi pekerja atau buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal, dengan cara pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan, dan rehabilitasi (Santoso, 2004).
5.
Keselamatan kerja
Penting pula diperhatikan
oleh perusahaan bahwa faktor keselamatan kerja harus mendapat perhatian serius
dari semua pihak. Menurut Cascio (2003), keselamtan kerja yang dilaksanakan
oleh perusahaan yaitu : (1) komite keselamatan, (2) tim penolong gawat darurat
dan (3) program keselamatan kerja (seperti asuransi kecelakaan).
6.
Keamanan kerja
Keamanan disini maksudnya bahwa karyawan akan dapat bekerja dengan perasaan yang
tenang, karena tidak terancam oleh PHK secara sepihak dari perusahaan. Oleh
karena itu harus ada kesepakatan antara pihak terkait mengenai gaji, kontrak kerja dan
sebagainya.
7.
Kompensasi yang layak
Kompensasi merupakan
sebuah komponen penting dalam hubungannya dengan karyawan. Kompensasi meliputi
bentuk pembayaran tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam bentuk
manfaat karyawan, dan insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras
untuk mencapai produktivitas yang semakin tinggi (Mankuprawira 2009).
8.
Kebanggaan
Rasa bangga karyawan atas pekerjaan
dan juga tempat bekerja dapat membuat mereka betah dan merasa nyaman untuk
bekerja dengan baik. Rasa ikut “memiliki” perusahaan dapat timbul bila karyawan
bangga akan tempat kerja dan pekerjaannya.
9.
Pengembangan karir
Perusahaan perlu mengelola
karir dan mengembangkannya dengan baik supaya produktivitas karyawan tetap
terjaga dan mampu mendorong karyawan untuk selalu melakukan hal yang terbaik
dan menghindari frustasi kerja yang berakibat penurunan kinerja perusahaan.
- Persyaratan Implementasi Kualitas Kehidupan Kerja yang Baik
Menurut Cascio (2003) untuk merealisasikan
QWL secara berhasil diperlukan beberapa persyaratan, sebagai berikut :
1. Manajer seharusnya menjadi seorang pemimpin yang
baik dan dapat menjadi pembimbing bagi karyawannya.
2. Keterbukaan dan kepercayaan, merupakan persyaratan
utama dalam penerapan QWL.
3. Informasi yg berkaitan dengan kegiatan dan
manajemen harus diinformasikan kepada karyawan dan saran-saran dari para
karyawan harus diperhatikan secara serius.
4. QWL harus dilakukan secara berkelanjutan mulai dari
proses pemecahan masalah hingga membentuk mitra kerja antara manajemen dengan
karyawan.
5. QWL tidak dapat dilaksanakan secara sepihak oleh
manajemen saja, malainkan peran serta seluruh karyawan perlu ditingkatkan