Kata
“entrepreneur” (entrepreneurship
diterjemahkan menjadi kewirausahaan), sedangkan entrepreneur diterjemahkan
menjadi wirausahawan).
Berasal
dari kata bahasa Perancis “entreprendre”
yang berarti ”melakukan” atau ”melaksanakan”. Wirausahawan adalah seseorang yang mengorganisasikan,
mengelola, dan menanggung resiko sebuah usaha.
Definisi
kewirausahaan menurut Ronstadt sebagai berikut :
Kewirausahaan
merupakan proses dinamis dalam peningkatan kemakmuran. Kemakmuran diciptakan
oleh pihak yang harus menanggung resiko terbesar dalam hal aset, waktu, ataupun
karir dengan cara memberikan nilai dari sejumlah produk ataupun jasa. Produk
atau jasa yang diusahakan tidak harus baru atau unik, tetapi bisa dibuat
menjadi lebih bernilai oleh para wirausahawan melalui keterampilan dan berbagai
sumber yang mereka miliki.
MITOS MENGENAI
KEWIRAUSAHAAN
Di masyarakat telah muncul berbagai mitos
kewirausahaan. Sebagian pihak
berpendapat bahwa berbagai mitos ini muncul karena kurangnya penelitian mengenai
kewirausahaan. Para peneliti kewirausahaan tentunya bisa merasakan bahwa bidang
ini masih terus berkembang, sehingga memang banyak mitos yang masih menjadi
kepercayaan masyarakat karena belum ”tergusur” oleh hasil penelitian ilmiah
yang membantah kebenaran kepercayaan semacam itu. Berikut ini disajikan mitos
yang paling sering muncul di masyarakat mengenai kewirausahaan:
1.
Wirausahawan merupakan orang yang cenderung
bertindak dan bukan pemikir
2.
Kewirausahaan merupakan bakat
yang dibawa seseorang sejak lahir
3.
Wirausahawan mesti merupakan
penemu hal baru (inventor)
4.
Wirausahawan cenderung gagal
di sekolah maupun dalam pergaulan sosial
5.
Wirausahawan dipandang memiliki ciri-ciri tertentu
6.
Wirausahawan hanya tertarik
pada uang
7.
Keberhasilan wirausahawan
tergantung pada nasib baik atau kemujuran
8.
Ketidaktahuan merupakan berkah
bagi wirausahawan
9.
Lebih banyak wirausahawan yang
gagal daripada yang berhasil
10.
Wirausahawan adalah pengusaha bersifat
untung-untungan
Pendekatan Makro dan Mikro
dalam Pemikiran mengenai Kewirausahaan
1.
Pandangan Makro
Faktor-faktor ini mencakup
berbagai proses dari luar (eksternal) yang seringkali berada di luar kendali seorang wirausahawan. Terdapat tiga pendekatan
dalam pandangan bersifat makro ini:
a)
Pendekatan Lingkungan
b)
Pendekatan Keuangan
c)
Pendekatan Perpindahan
2.
Pandangan Mikro
Tiga jenis pendekatan yang termasuk dalam pandangan
bersifat mikro :
a)
Pendekatan Ciri
b)
Pendekatan Peluang Usaha
c)
Pendekatan Strategis
Selengkapnya dapat Anda
pelajari pada modul 1 Kewirausahaan (EKMA4370).
ENTREPRENEUR
Setiap
orang memiliki potensi dan bebas untuk memilih menjadi entrepreneur. Apa yang
sebenarnya mendorong seseorang memilih menjadi entrepreneur. Sebelumnya, akan
dicoba dijelaskan ciri-ciri umum yang sering dianggap berkaitan dengan
entrepreneur yang sukses, dan juga elemen-elemen yang menyebabkan kegagalan.
Dengan cara seperti ini diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lengkap
tentang perilaku Entrepreneur, sehingga pemahaman tersebut bisa menjadi acuan
untuk mengukur potensi setiap orang untuk menjadi pengusaha.
Siapa sebenarnya Entrepreneur ?
Entrepreneur dianggap menjadi
landasan dari sistem usaha dalam perekonomian Amerika. Enterpreneur dianggap
sebagai pelaku usaha yang selalu memperbaharui diri dalam perekonomian.
Entrepreneur biasanya didefinisikan sebagai pihak yang menanggung resiko dalam
penciptaan usaha baru, sehingga biasanya merupakan orang yang optimis, pekerja
keras yang berpendirian teguh, yang memperoleh kepuasan besar karena mampu
mencari nafkah secara mandiri.
Memulai
usaha bukan hanya memerlukan gagasan, tetapi juga memerlukan orang yang
istimewa, seorang Entrepreneur, yang menggunakan rencana dan pertimbangan yang
tepat, serta kesediaan menanggung resiko untuk mendukung keberhasilan usahanya.
Didorong oleh rasa tanggungjawab
yang besar dan daya tahan yang teguh, Entrepreneur biasanya bekerja sangat
keras. Entrepreneur biasanya merupakan
seseorang yang optimis sehingga menganggap cangkir yang hanya terisi
setengahnya sebagai cangkir setengah penuh, sementara orang yang pesimis
menganggapnya sebagai cangkir setengah kosong. Mereka sangat menghargai
integritas dan sangat bersemangat berusaha mencapai keberhasilan. Mereka
memanfaatkan kesalahan sebagai bahan untuk belajar, sehingga dengan penuh rasa
percaya diri para Entrepreneur kebanyakan meyakini bahwa mereka sendirian mampu
meningkatkan hasil usaha yang mereka jalankan
Karakteristik Entrepreneur
John Kao menunjukkan beberapa
karakteristik umum Entrepreneur berikut ini :
Bertanggungjawab penuh, berhati yang teguh, dan
memiliki daya tahan yang tinggi
Memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil maupun
untuk tumbuh
Berorientasi pada peluang dan memiliki sasaran yang
jelas
Berinisiatif dan bersedia memikul tanggungjawab secara pribadi
Memiliki ketekunan dalam memecahkan masalah
Realistis dan mampu menghargai humor
Mencoba memperoleh umpan balik dan memanfaatkannya
Menginginkan kebebasan mengatur diri sendiri (internal locus of control)
Bersedia menanggung resiko yang terhitung
Tidak mengindahkan status dan tidak tertarik pada
kekuasaan
Memiliki integritas dan merupakan seseorang yang
bisa dipercaya
Seorang
Enterpreneur juga memiliki ciri-ciri yang sering dianggap sebagai ciri dari
Entrepreneur, yaitu:
·
Menepati janji, daya tahan, keteguhan
hati yang kuat
·
Dorongan untuk berhasil
·
Berorientasi pada peluang
·
Berinisiatif dan
bertanggungjawab
·
Memiliki ketekunan dalam pemecahan masalah
·
Mencoba memperoleh umpan-balik
·
Kebebasan mengatur diri sendiri (internal locus of control)
·
Mampu menerima situasi mendua
·
Bersedia menanggung resiko yang terhitung
·
Memiliki integritas dan bisa dipercaya
·
Tidak takut terhadap kegagalan
·
Penuh energi
·
Kreatif dan inovatif
·
Memiliki impian (vision)
·
Percaya diri dan optimis
·
Independen
·
Membangun kelompok kerja yang handal (team building)
Secara
detail dapat Anda pelajari pada Buku Materi Pokok Kewirausahaan.
SISI GELAP KEHIDUPAN ENTREPRENEUR
Sisi gelap dalam kehidupan para
Entrepreneur ini terjadi karena dorongan yang kuat dan penuh energi dari para
Entrepreneur dalam menjalankan usahanya. Ternyata juga membawa akibat yang
sifatnya merusak. Dalam mempelajari dua sisi dari kehidupan Entrepreneur ini
Manfred Kets de Vries menunjukkan keberadaan faktor-faktor negatif yang bisa
mempengaruhi perilaku para Entrepreneur. Penting bagi para Entrepreneur untuk
memahami faktor-faktor negatif ini.
Ø Entrepreneur berhadapan dengan Resiko (resiko financial, resiko karir, resiko keluarga dan social, resiko
kejiwaan)
Ø Stress dan Entrepreneur (stress
sering dianggap sebagai akibat dari kesenjangan antara harapan dan tingkat
kemampuan seseorang tersebut untuk
memenuhi permintaan. Jika seseorang tidak mampu
memenuhi tuntutan perannya maka terjadi stress. Stress
juga bisa muncul karena corak kepribadian Entrepreneur
Sumber Stress: Boyd dan Gumpert menemukan 4 (empat) penyebab munculnya
stress di kalangan Etrepreneur, yaitu (1) kesepian, (2) tenggelam dalam
pekerjaan, (3) permasalahan sumber daya manusia, dan (4) keinginan untuk
berhasil.
Ø Menghadapi Stress
Teknik-teknik klasik untuk mengurangi stress
seperti meditasi, relaksasi otot, berolah-raga secara rutin, memang membantu
mengurangi stress. Boyd dan Gumpert justru mengusulkan agar Entrepreneur
mencoba memperjelas penyebab stress yang mereka hadapi. Jika penyebab stress
bisa teridentifikasi, Entrepreneur bisa memerangi stress dengan cara (1)
menyadari keberadaan stress, (2) mengembangkan cara atau mekanisme untuk
mengatasi stress, dan (3) mencoba mendalami adanya keinginan-keinginan pribadi
yang tidak disadari.
Berikut ini disajikan cara-cara untuk mengurangi
stress.
§ Mengembangkan jejaring sesama pengusaha
§ Liburan
§ Berkomunikasi dengan karyawan
§ Mencari kepuasan di luar perusahaan
§ Melakukan pendelegasian
Ego Entrepreneur
Berikut
ini terdapat empat jenis karakteristik yang berpotensi merusak para
Entrepreneur (keinginan yang berlebihan untuk mengontrol, rasa tidak percaya, keinginan berlebihan untuk terlihat
sukses, optimisme yang berlebihan).